Konflik internal diantara jemaat gereja HKBP Nomensen Pulu Brayan di Jalan Rumah Sakit Kecamatan, Medan Timur nampaknya belum berakhir. Mereka terlibat bentrok sebelum ibadah minggu dimulai, Minggu siang (28/7).
Dirilis JPNN, Senin (29/7) bentrokan bermula dari ratusan jemaat gereja hendak melakukan kebaktian di dalam gereja. Tiba-tiba, sejumlah orang dari kubu yang berseberangan menghalangi dan menghadang ratusan jemaat yang hendak melakukan kebaktian itu.
Diawali ribut adu mulut, situasi menjadi tegang setelah beberapa jemaat terlibat dorong mendorong. Puncaknya situasi memanas setelah diantara mereka terlibat baku hantam. Bukan hanya kaum pria yang baku hantam dalam insiden itu, kaum wanita dan remaja pun ikut dalam baku hantam yang terjadi tepat di depan pintu masuk gereja.
"Waktu itu, kami mau masuk ke dalam gereja. Tiba-tiba kami dihalangi. Awalnya hanya adu mulut saja. Tapi, tiba-tiba saya dipukul dan merembet hingga terjadi bentrokan, " ungkap seorang jemaat, K. Sihombing di lokasi kejadian.
Bentrok yang berlangsung selama satu jam berakhir setelah satu kubu mundur. Sejumlah orang pun terluka dan ada yang segera membuat laporan ke Polsek Medan Timur. Sejumlah fasilitas di gereja juga tampak mengalami kerusakan, khususnya di bagian depan gedung gereja yang menjadi lokasi awal bentrokan.
Ditonton Warga Sekitar
Bentrok antar jemaat yang terjadi itupun menjadi tontonan warga sekitar. Mereka mengaku tidak mengetahui duduk perkara yang menjadi penyebab bentrokan itu. Warga mengaku awalnya mengira kalau bentrokan itu berupa keramaian biasa yang terjadi sebagaimana hari Minggu, waktu peribadatan di gereja itu.
Namun, karena melihat sejumlah orang saling kejar dan pukul, barulah warga sekitar mengetahui kalau telah terjaadi bentrokan di dalm gereja. Selanjutnya, warga hanya menonton dan melihat bentrokan itu berlangsung tanpa ada penanganan dari pihak Kepolisian.
Hingga saat ini belum diketahui motif dari bentrokan tersebut. Namun sejak tahun lalu konflik internal diantara sesama jemaat ini muncul karena berselisih paham mengenai pergantian kependetaan antara massa jemaat pendeta lama yaitu Petrus Simangunsong yang tidak terima dengan agenda pelantikan pendeta yang baru, yakni Pendeta Togar Purba.
Kerapkali persatuan antar sesama jemaat dapat pecah hanya karena masalah kecil yang sebenaranya dapat diselesaikan secara solutif dan kebersamaan. Jika jemaat tidak paham mengenai fungsi dan tujuan Gereja, berikut dengan tugas sebagai jemaat Kristus, maka banyak masalah seperti kejadian diatas akan dengan mudahnya terjadi.
Baca Juga Artikel Lain :